Jumat, 25 Mei 2012

Menuju Islam Rohmatan Lil 'alamin


           
Saudara muslimin , marilah kita senantiasa mensyukuri nikimat Allah yang tiada tara besarnya, yang mana pada saat ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk melaksanakan amal ibadah. Artinya kita semua masih dijaga keimanan dan keislamannya oleh Allah,dan tentu saja kita semua dalam keadaan sehat wal afiat, tidak ada kekurangan apapun.Amin ya Robbal Alamin.

Firman Allah di dalam Al-Quran;

“Apabila kita selalu mensyukuri akan nikmat Allah, Allah akan selalu menambah dengan kenikmatan yang lebih banyak lagi,namun apabila kita  berbuat kufur terhadap Allah, kufur terhadap nikmat;nikmatNya, kata Allah,Sungguh azabKu sangat pedih”.

Oleh karena itulah marilah kita selelu mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada kita,sehingga kita dapat menjadi hamba Allah yang ahli syukur. Amin ya Robbal Alamin.

Didalam hadits Qudsi pun Allah berfirman , yang artinya kurang lebih; “Siapa yang apabila diberi kenikmatan oleh Allah tidak pernah mensykuri akan nikmatNya,dan siapa pula yang apabila diberi cobaan  oleh Allah tidak sabar menghadapinya, kata Allah    ;Keluarlah dari kolong langitKu ini dan carilah tuhan lain selain Aku!”   

Demikian bencinya Allah itu kepada orang yang apabila diberi kenikmatan tidak pernah mensyukuri nikmat Nya dan apabila diberi cobaan tidak pernah sabar menanggung cobaan Nya. Oleh karena itu marilah kita bisa menjadi hamba  Allah yang ahli Syukur dan ahli Sabar.

Saudara-saudaraku kaum muslimin rahima kumullah, biasanya kita di bulan Ramadhan kita sangat giat sekali melaksanakan berbagai macam ibadah tetapi setelah selesai Ramadhan ibadah kita juga mengendor tidak giat lagi, marilah kita bersikap bahwa ahkir Ramadhan bukan akhir ibadah! Akan tetapi marilah kita teruskan ibadah-ibadah kita diluar bulan Ramadhan dengan semangat Ramadhan., agar kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung, yang mendapatkan keselamatan didunia dan diakherat. AminYa Robbal Alamin.

Allah berfirman  di dalam Al-Quran: Al ”ashr 1-3

“Demi waktu sesungguhnya manusia itu dalam keadaan rugi,kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh,dan yang selalu saling menasehati satu dengan yang lain dengan penuh kesabaran”

Oleh karena itu marilah kita selalu menghargai waktu dengan baik,dan marilah kita selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita agar kita tidak temasuk golongan orang-orang yang rugi.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara kita didalam menghargai waktu itu, karena  Allah berfirman  bahwa waktu itu tidak bisa dimajukan dan tidak bisa diundurkan. Orang Arab mengatakan bahwa  waktu  adalah ibarat pedang. Artinya betapa tajamnya pedang itu dan kita harus hati-hati terhadap pedang kalau tidak malah kita yang akan tertebas olehnya. Orang barat mengatakan bahwa  Time is Money, artinya betapa pentingnya dan bermanfaatnya waktu itu sehingga selalu dikaitkan dengan uang.  Artinya terlambat  sekian menit saja bisa  melayang kesempatan untuk mendapatkan proyek yang sekian milyar. Sedangkan didalam Islam waktu itu adalah Ibadah, artinya apa-apa yang kita lakukan didunia ini haruslah mempunyai nilai ibadah. Karena sesuai dengan maksud Allah didalam  menciptakan manusia itu hanya untuk ibadah. Seperti apa yang difirmankan Allah didalam Al-Quran:
“Dan Aku ciptakan jin dan manusia itu hanya untuk beribadah”(Q.S:Adzariat:59)

Oleh karena itu marilah kita selalu memanfaatkan waktu itu hanya untuk beribadah kepada Allah SWT, artinya apapun yang kita lakukan  itu harus mempunyai nilai ibadah, sehingga kita termasuk ke dalam orang-orang yang beruntung. Itu semua dapat tercapai kalau kita didalam hidup ini menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup. Benar-benar Quran sebagai “Hudallinnas wa bayyinati minal huda wal furqon”; artinya  Qur’an sebagai pedoman hidup dan sekaligus sebagai pembeda, mana yang benar mana yang salah, mana yang halal mana yang haram.
Kalau kita mendengarkan berita, baik di TV,radio maupun surat kabar, akhir-akhir ini,
seakan-akan negara kita ini  sangat dekat sekali dengan bencana-bencana, seperti: tsunami, gempa bumi, banjir, gunung meletus, tanah longsor, lumpur panas yang sampai sekarang belum dapat teratasi, pesawat terbang meledak, pesawat terbang hilang, kapal laut terbakar, kapal laut tenggelam, kereta api anjlog, bus tabrakan, bus masuk jurang, dan juga banyaknya  penyakit-penyakit yang melanda negeri kita tercinta,  Mengapa semua itu bisa terjadi?  Ini  semua persis seperti  apa yang ada di dalam hadits nabi yang berbunyi:
“Apabila ada kemunkaran/kemaksiatan di sekeliling kita,dan kita hanya diam saja, tidak berusaha untuk  ber-amar makruf nahi munkar, maka Allah akan menurunkan bencana dan wabah penyakit yang dulu belum pernah ada, dan  kalau umat ini sudah tidak mau  berzakat, Allah tidak akan menurunkan hujan, kalaupun Allah menurunkan hujan, hujan itu tidak diperuntukkan bagi manusia akan tetapi diperuntukkan bagi mahluk Allah yang lain, seperti binatang ternak dan  tumbuh-tumbuhan, dan kalau umat ini di dalam hidupnya tidak berpegang kepada Al-Quran dan As-Sunnah, maka akan terjadilah perpecahan diantara umat Islam.” (H.R: Ahmad)

Apa yang disampaikan Rasulullah di atas  persis seperti yang sekarang melanda negeri kita ini. Dimana bencana alam silih berganti , wabah penyakit juga silih berganti yang semua itu menelan banyak korban jiwa umat manusia. Dan juga terjadinya perselisihan/perpecahan diantara umat Islam yang mana golongan yang satu dengan golongan yang lain saling  menuduh sebagai golongan yang sesat, golongannya sendiri yang diakui paling benar. Itu semua akibat kalau kita di dalam hidup ini tidak berpegang kepada Al-Quran dan As-Sunnah secara benar.  Kalau kita sebagai muslim benar-benar berpegang pada Quran dan Sunnah, niscaya  Islam bisa Rahmatan lil Alamin : artinya Islam bisa menebarkan pesona dimana-mana.  Sebagai sosok seorang muslim mestinya menebarkan pesona dimanapun dia berada, seperti betapa akhlak Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya itu menebarkan pesona dimanapun mereka berada., sehingga Islam itu ditegakkan oleh Rasulullah dan para sahabat-sahabat itu  TIDAK DENGAN KEKERASAN, akan tetapi dengan PENUH KELEMBUTAN seperti di dalam firman Allah Surat An-Nahl  125:
“Ajaklah mereka  dijalan Allah( syariat Islam)  dengan arif bijaksana, dan apabila engkau akan menasehati mereka nasehatilah dengan cara yang baik, dan apabila mereka itu membantah maka tanggapilah dengan cara-cara yang lebih baik lagi.”               
 Demikian mulianya Islam itu di dalam dakwahnya selalu mengedepankan kebaikan, kelembutan, kesantunan, sehingga kalau kita amalkan semua itu niscaya Islam menjadi agama yang   MENEBARKAN PESONA  dimana-mana.
 Di dalam hadits yang lain Rasulullah  bersabda:
“Aku tinggali kamu semua dua perkara, kalau kamu  berpegang kepada dua perkara tinggalanku  niscaya kamu akan selamat di dunia dan di akhirat, dua perkara itu adalah Al-Quran dan Al-Hadits”.

Marilah saudara-saudaraku  kita di dalam hidup di dunia ini berpegang kepada Quran dan Sunnah agar kita semua selamat di dunia dan di akhirat. Berpegang kepada Quran dan Sunnah dalam arti kita benar-benar mengamalkan  isi Al-Quran didalam hidup ini, sehingga apa-apa yang kita lakukan  sesuai dangan apa  yang ada didalam Al-Quran dan Sunnah. Apa kata Quran kita jalani dan apa yang dilarang oleh Quran kita tinggalkan.  Niscaya kita akan selamat di dunia dan di akhirat.
Saudara-saudaraku  rahima kumullah, marilah kita di dalam hidup ini benar-benar  menjadikan Al-Quran sebagai rujukan/referensi kita di dalam  kehidupan kita, agar kita selamat di dunia dan di akherat. Amin
Saudaraku kaum muslimin rohima kumullah, marialah kita amalkan ajaran-ajaran Al-Quran dengan benar, Al-Quran tidak hanya sekedar kita baca, akan tetapi di samping kita baca, kita fahami maknanya dan kita amalkan di dalam kehidupan sehari-hari agar kita selamat di dunia dan di akherat.. Rasulullah SAW bersabda:  

“Nanti pada suatu masa akan tiba, Al-Quran hanya dianggap sebagai tulisan, sehingga Islam hanya  tinggal nama, banyak orang mengakui dirinya muslim, akan tetapi yang diamalkannya sangat jauh dari ajaran Islam yang benar, masjid-masjid kelihatannya makmur, tetapi di dalamnya penuh dengan ajaran-ajaran yang menyimpang, ulama-ulama di zaman itu nanti adalah mahluk yang paling buruk di bawah langit, karena melalui merakalah timbulnya  perpecahan yang disebabkan oleh fitnah-fitnah yang keluar dari lisan mereka” (H.R Adhailami)


Barangkali masa sekarang ini sesuai benar dengan apa yang disabdakan Rasulullah seperti pada hadits di atas ini. Karena sekarang ada kecenderungan  Al-Quran hanya sekadar untuk dibaca saja, tidak dipahami, tidak dimengerti maknanya dan tidak untuk diamalkan.  Malah Al-Quran untuk dilombakan  nyaring-nyaringan suara , yang menghabiskan dana yang sangat besar .   
Oleh karena itu marilah kita semua bisa merubah paradigma kita di dalam menyikapi Al-Quran.  Al-Quran tidak hanya sekadar untuk bahan bacaan (dibunyikan) saja, akan tetapi juga  untuk diamalkan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Betapa indahnya jikalau kita di dalam mengarungi kehidupan di dunia ini mengamalkan isi kandungan Al-Quran, niscaya  umat Islam bisa menjadi umat yang menebarkan pesona dimana-mana.  Dan Islam bisa menjadi agama yang Rahmatan lil Alamin.

Kaum muslimin  Rahima kumullah, demikianlah sedikit tulisanin semoga yang saya sampaikan ini bermanfaat bagi kita semua, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kekurangannya ,
By : Unic

Selasa, 22 Mei 2012

Iman bukan keyakinan saja

Iman Bukan Keyakinan saja
Iman itu bukan hanya keyakinan hati saja, sebab jika demikian tentu Abu Tholib itu orang beriman, karena hatinya membenarkan Rasulullah. Atau Iblis pun sesungguhnya juga percaya kepada Allah tetapi disebut kafir karena lahiriyahnya membangkang perintah Allah. Begitu juga pada jaman nabi Musa, ada yang pecaya dengan hatinya, tetapi lahiriyahnya menolak untuk tunduk/ taat kepada kebenaran yang dibawa nabi Musa as. Firman Allah Azza wa Jalla Qs. An-Naml; 27: 14
(#rßysy_ur $pkÍ5 !$yg÷FoYs)øoKó$#ur öNåkߦàÿRr& $VJù=àß #vqè=ãæur 4 öÝàR$$sù y#øx. tb%x. èpt7É)»tã tûïÏÅ¡øÿßJø9$#
14. dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.
Seseorang tidak beriman jika lahiriyahnya tidak tunduk kepada kebenaran dan hatinya rela (menerima dengan ikhlas) kebenaran yang Allah turunkan.
Firman Allah Azza wa Jalla Qs. An-Nisa'; 4: 65
Ÿxsù y7În/uur Ÿw šcqãYÏB÷sム4Ó®Lym x8qßJÅj3ysム$yJŠÏù tyfx© óOßgoY÷t/ §NèO Ÿw (#rßÅgs þÎû öNÎhÅ¡àÿRr& %[`tym $£JÏiB |MøŠŸÒs% (#qßJÏk=|¡çur $VJŠÎ=ó¡n@ ÇÏÎÈ  
65. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

“Mereka menjadikan kamu hakim” maksudnya mengikuti/ tunduk patuh dengan hukum yang ditetapkan nabi (Qur’an dan sunnah nabi) dan “mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan” maksud nya hati mereka rela dengan ketetapan Qur’an dan sunah rasul karena percaya bahwa apapun yang disampaikan nabi adalah kebenaran dari Allah.
Jika kepatuhan/ ketundukan seseorang terhadap ketetapan yang dibawa nabi secara lahiriyahnya saja (yaitu membenarkan dengan lisan dan meng-amalkan dengan anggota badan) tetapi hatinya tidak membenarkannya, maka orang seperti ini disebut muslim yang munafik, bukan muslim yang mukmin. Contohnya di zaman rasulullah ada yang demikian, yaitu Abdullah bin Ubay. Dia mau mengucapkan syahadatain dan mengakui benarnya islam dengan lisannya dan juga mau mengamalkan ajaran islam seperti sholat, zakat dan jihad dll, tetapi hatinya mengingkarinya. Firman Allah Qs. Al-Munafiqun; 63: 1-2
#sŒÎ) x8uä!%y` tbqà)Ïÿ»uZßJø9$# (#qä9$s% ßpkôtR y7¨RÎ) ãAqßts9 «!$# 3 ª!$#ur ãNn=÷ètƒ y7¨RÎ) ¼ã&è!qßts9 ª!$#ur ßpkôtƒ ¨bÎ) tûüÉ)Ïÿ»uZßJø9$# šcqç/É»s3s9 ÇÊÈ   (#ÿräsƒªB$# öNåks]»yJ÷ƒr& Zp¨Zã_ (#r|Ásù `tã È@Î6y «!$# 4 öNåk¨XÎ) uä!$y $tB (#qçR%x. tbqè=yJ÷ètƒ ÇËÈ  
1. apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.
2. mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.
Abdullah bin Ubay juga sholat dan zakat. Firman Allah Azza wa Jalla Qs. An-Nisa'; 4: 142;  Qs. At-Taubah; 9: 54
¨bÎ) tûüÉ)Ïÿ»uZßJø9$# tbqããÏ»sƒä ©!$# uqèdur öNßgããÏ»yz #sŒÎ)ur (#þqãB$s% n<Î) Ío4qn=¢Á9$# (#qãB$s% 4n<$|¡ä. tbrâä!#tãƒ }¨$¨Z9$# Ÿwur šcrãä.õtƒ ©!$# žwÎ) WxŠÎ=s% ÇÊÍËÈ  
142. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka[364]. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya[365] (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali[366].
[364] Maksudnya: Alah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka dilayani sebagai melayani para mukmin. dalam pada itu Allah telah menyediakan neraka buat mereka sebagai pembalasan tipuan mereka itu. (Qs. An-Nisa'; 4: 145; Qs. At-Taubah; 9J)
[365] Riya Ialah: melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di masyarakat.
[366] Maksudnya: mereka sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, Yaitu bila mereka berada di hadapan orang.
         dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. (Qs. At-Taubah; 9: 54)
Karena secara lahiriyah orang munafik adalah orang islam (dianggap sebagai orang beriman) tetapi hatinya menolaknya dan secara diam-diam dia ikut membantu orang kafir untuk memusuhi agama islam. Mereka menjadikan orang kafir sebagai wala’ (pemimpin atau teman akrabnya). Allah meng-ancam orang munafik itu di neraka jahannam yang kekal bersama orang kafir. Firman Allah Azza wa Jalla Qs. At-Taubah; 9: 68. mereka mendapat adzab yang paling berat. Firman Allah Azza wa Jalla Qs. An-Nisa'; 4: 145.
Qs. At-Taubah; 9: 68.
         Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.
Qs. An-Nisa'; 4: 145.
            Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
Allah mengingatkan orang munafik dengan adzab yang berat, karena mereka membatu orang kafir untuk memusuhi tegaknya islam dan lebih dekat dan percaya dengan orang kafir. Firman Allah Azza wa Jalla Qs. An-Nisa'; 4: 138-140
138. Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,
139. (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong (keper-cayaannya) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.
140. dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. karena Sesungguh-nya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam
Maka orang beriman diperintahkan agar jangan mengambil teman dekat/ kepercayaan/ pemimpin orang kafir (kecuali terpaksa/ dipaksa) seperti dulu Amr bin Yasir pura-pura mengakui kekafiran dengan terpaksa melakukannya karena bapak ibunya dibunuh oleh orang kafir Quraisy. Dia termasuk suku yang lemah sehingga tidak ada pembelaan dari sukunya. Perhatikan Firman Allah Azza wa Jalla Qs. Ali Imron; 3: 28 dan Qs. An-Nahl; 16: 106
Qs. Ali Imron; 3: 28.
         janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali[192] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. dan hanya kepada Allah kembali (mu).
[192] Wali jamaknya auliyaa: berarti teman yang akrab, juga berarti pemimpin, pelindung atau penolong.
Barang siapa yang menjadikan orang kafir menjadi wali (pemimpin) maka dia termasuk sama dengan orang kafir (menjadi munafik). Firman Allah Azza wa Jalla Qs. Al-Maidah; 5: 51
* $pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä Ÿw (#räÏ­Gs? yŠqåkuŽø9$# #t»|Á¨Z9$#ur uä!$uÏ9÷rr& ¢ öNåkÝÕ÷èt/ âä!$uŠÏ9÷rr& <Ù÷èt/ 4 `tBur Nçl°;uqtGtƒ öNä3ZÏiB ¼çm¯RÎ*sù öNåk÷]ÏB 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw Ïôgtƒ tPöqs)ø9$# tûüÏJÎ=»©à9$# ÇÎÊÈ    
51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Iman ialah membenarkan kebenaran (kalimat tauhid) dengan hatinya (=meyakini kebenarannya) dan membenarkan dengan lisannya (mengakui kebenaran islam dengan lisannya, termasuk mengucapkan syahadatain) dan membenarkan dengan anggota badan (yaitu melaksanakan kebenaran dengan badannya).
الإِيْمَانُ تَصْدِيْقُ بِالْقَلْبِ وَإِقْرَارٌ بِاللِسَانِ وَعَمَلُ بِالأَرْكَانِ
Iman itu membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.
Ketiga unsur itu saling menguatkan. Hilang salah satunya maka akan merusak iman (mengurangi iman) bahkan dalam hal tertentu akan meng-hilangkan iman.

By  KIAI ( Kajian Intensif  Ilmu Agama )